Prinsip penempatan speaker line array di dalam box nya (1)
Prinsip line array pertama kali ditemukan oleh pelopor akustik Harry Ferdinand Olson (December 28, 1901 – April 1, 1982). Dia menerbitkan temuannya dalam teks tahun 1957, Acoustical Engineering. Olson menggunakan konsep vertical array untuk mengembangkan speaker kolom di mana driver yang sejajar vertikal dalam satu box menghasilkan penyebaran mid-range dalam pola vertikal yang sempit tetapi pola horizontal yang lebar.
Vertical array telah ada selama lebih dari setengah abad tapi dahulu sebagian besar penggunaannya hanya untuk reproduksi suara vocal saja. Aplikasinya adalah untuk ruang yang sangat bergema dimana desain penyebaran suara secara vertikal yang sempit sangat meminimalisasi gema dari sumber suara aslinya.
Salah satu “Hukum Olson” mengatakan kepada kita bahwa dua titik sumber suara (speaker) akan saling menguatkan dan berperilaku sebagai satu sumber suara (satu speaker), jika pusat akustik mereka berada dalam jarak setengah dari panjang gelombang frekuensi tertinggi mereka.
Berdasarkan peraturan ini, kita dapat menentukan dua subwoofer 18 “ yang ditempatkan di pusat akustik sedekat mungkin satu sama lain.
(Dengan menggunakan foto di bawah ini sebagai contoh, kita harus menambahkan sekitar 1” untuk jarak antara dua driver.)
Pusat akustik sekitar 18 "+ 1" = 19 “ terpisah.
Untuk mengetahui frekuensi tertinggi kita menggunakan rumus berikut.
1130 (kecepatan suara dalam feet/second)
19” = 1,58 feet,
kita akan membagi kecepatan suara dengan jarak 1,58 feet
1130 / 1.58 = 715 Hz
Karena kita mencari setengah dari panjang gelombang, kita akan membagi 2 angka ini menjadi:
715 Hz / 2 = 357 Hz
Berarti dua buah sub woofer tersebut bisa kita pasangkan pada box yang sama karena frekuensi tertinggi dari subwoofer umumnya sekitar 100hz-120hz.
Mudah bukan?
Tapi apa yang terjadi saat kita mencoba menghadapi speaker dengan rentang frekuensi yang lebih tinggi, karena itu memiliki panjang gelombang lebih pendek?
Dalam contoh ini kita menunjukkan dua speaker frekuensi menengah (mid).
Pusat akustik keduanya berjarak 8“
Jika kita menggunakan rumus yang sama seperti yang kita lakukan pada driver 18 "
8 “ = 0,66 feet
1130 / 0.66 = 1696 Hz
1696 Hz / 2 = 848 Hz
Kali ini memungkinkan frekuensi maksimum 848Hz.
Apa pun suara di atas frekuensi 848Hz akan mengakibatkan gangguan interferensi.
Lalu bagaimana dengan tweeter nya (high frequency driver) ?